PKM-M

Sabtu, 11 Februari 2012

PKM-M_Rupo-Sepua (Rumah pohon sekolah Papua)

Sedikit cerita mengenai perjalanan kelompok kecil menjelajahi pedalaman di pulau timur Indonesia untuk melaksanakan program kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat.  Papua, dikenal sebagai pulau yang kaya akan pesona dan hasil alam yang melimpah, menjadi sasaran objek perjalanan kami. Kelompok kami terdiri dari 3 orang mahasiswa, yang berawal dari ide pengabdian ke daerah pedalaman  pada kegiatan program kreativitas mahasiswa. Namun karena keterbatasan dana yang tersedia maka yang berangkat hanya berdua saja sedangkan salah seorang lagi tetap tinggal di pulau jawa untuk sarana komunikasi kami dengan pihak kampus. Tujuan berkunjung kesana adalah sebagai bemtuk pengabdian kami kepada masyarakat yang dirasa cukup tertinggal akan teknologi dan komunikasi.
28 Januari 2012, Hari pertama tiba di pelosok Indonesia Timur tepatnya di kota sorong papua disambut dengan panas terik matahari yang menyengat kulit, perjalanan selama 4 hari terombang-ambing di lautan memberikan sedikit cerita menarik dalam pengalaman kami. KM. Gunung Dempo adalah kapal milik PT pelni yang memfasilitasi perjalanan kami dari Surabaya menuju papua. Sedikit menceritakan  awal pertama kami naik kapal tersebut, kami tidak mendapatkan tempat tidur yang disediakan untuk penumpang kelas ekonomi dikarenakan penumpang yang sangat banyak, hal ini mengharuskan kami untuk terpaksa tidur dilantai kapal bersama dengan penumpang lain yang juga tidak mendapat tempat tidur. Selama 19 jam perjalanan berlalu Keesokan harinya setelah kapal transit di kota Makassar, barulah kami berpindah tempat ke sebuah tempat tidur sederhana yang disediakan kapal untuk kelas ekonomi. Dari situ kami mulai berbaur dengan penumpang lain, mulai dari berbincang-bincang persoalan umum sampai kepada berbagi makanan bekal perjalanan. Cuaca yang baik mendukung kelancaran perjalanan kami, ombak yang biasanya membuat penumpang mabuk laut tidak kami rasakan selama perjalanan. Persinggahan kapal setelah pelabuhan Makassar adalah kota ambon, panas terik daerah timur papua begitu terasa dan berbeda dengan suhu yang ada dipulau jawa, mungkin inilah mengapa orang-orang yang berasal dari daerah timur Indonesia memiliki warna kulit yang gelap.
Kapal transit dikota ambon selama 5 jam, sedikit kejenuhan didalam kapal yang terasa selama perjalanan ingin kami hapus dengan menikmati udara luar di ambon. Oleh karena Kami tidak menyia-nyaiakan waktu ketika itu, kami menyempatkan diri untuk turun dari kapal, keluar pelabuhan dan melihat-lihat perkembangan kota ambon. Tentunya kami menitipkan barang bawaan kami kepada orang-orang yang sudah kami kenal selama perjalanan, dan itulah asiknya berlayar bersama-sama orang yang semula tidak kita kenal,dan mendapatkan kenalan baru yang memberikan cerita baru pula. Hal ini jauh berbeda kita rasakan apabila berada di tempat kos/kontrakan ketika menimba ilmu di sebuah perguruan tinggi. di lingkungan kampus, terasa ada kesenjangan antara mahasiswa dan warga sekitar, entah apa penyebabnya hal ini jangan dibiasakan terjadi pada diri kita, karena suatu saat kita pasti akan membutuhkan bantuan orang lain jika hidup di lingkungan orang lain. Oleh karena itu ini menjadi pelajaran baru bagi kami untuk sebisa-bisanya kita berinteraksi dengan orang lain terutama kepada orang-orang yang hidup dekat dengan kita. Sekitar 2 jam kami berada dikota ambon, kami bergegas kembali ke kapal untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan sorong papua barat.
Kota sorong menjadi tempat persinggahan pertama kami untuk pergi ke pedalaman  dimana perjalanan tersebut memerlukan waktu yang cukup lama. Perjalanan dari kota menuju tempat tersebut menghabiskan waktu ±5-6 jam, tergantung kondisi jalan yang dilewati. Oleh karena itu untuk hari pertama kami kami menginap dirumahsederhana milik salah seorang teman dari kelompok kami yang berada dikota sorong, Hari pertama, kami habiskan untuk istirahat dan komunikasi singkat mengenai kegiatan yang akan kita laksanakan, sembari melihat-lihat kondisi kota sorong yang nantinya akan dibandingkan dengan kondisi di pedalaman.
Hari kedua, merupakan perjalanan kami ke pedalaman yang dituju. Kampung klamit, distrik sawiat kabupaten sorong selatan adalah sasaran kami melakukan aktivitas selama beberapa hari, tepatnya di Sekolah dasar Inpres 153 klamit, deskripsi singkat mengenai tempat tujuan kami, kampong klamit agak terletak di perbatasan kabupaten sorong dan sorong selatan, tidak terjangkau sinyal komunikasi, serta tidak ada aliran listrik dari PLN. Hal ini tentunya menjadi hal yang sangat menjenuhkan jika terjadi didaerah perkotaan, namun realita yang terjadi disana adalah demikian.
Pada perjalanan kami terdapat beberapa peristiwa yang menarik, dimana semuanya dapat terlihat jelas ketika berada belakang mobil di tempat penyimpanan barang, perjalanan kami kesana hanya menumpang kepada orang yang tujuannya sama dengan kami, jadi wajar saja kalau ditempatkan di penempatan barang. Dari belakang mobil tersebut, terlihat dengan jelas eksotis hutan alam yang masih tersedia di papua, selama perjalanan kami menuju kampung klamit, disekeliling kami masih hutan belantara yang jarang tersentuh oleh tangan-tangan manusia. Akses jalan yang masih berupa campuran bebatuan dan pasir memberikan kami sering bermandi dengan debu, ditambah dengan jalannya yang sempit, tanjakan dan turunan yang berkelok-kelok plus mobil melaju dengan kecepatan yang tinggi, membuat perjalanan serasa menaiki roller coaster dan dapat membuat mabuk darat bagi yang menumpanginya. Untungnya kami ditemani salah seorang yang memiliki tumpungan buah-buahan berupa salak dan rambutan. Sehingga dalam perjalanan kami dapat menikmati keindahan alam sambil melahap buah-buahan. Ditengah perjalanan, kami sempat melihat seekor biawak (soa-soa*dalam bahasa sorong) yang ingin menyeberangi jalan, namun karena mobil melaju dnegan cepat, keinginan kami untuk mengambil gambar biawak tersebut terlewatkan. Beberapa lama kemudian, ada sebuah kecelakaan truk yang melintang ditengah jalan akibat kondisi jalan yang sempit. Akibatnya terjadi kemacetan kecil yang mengakibatkan antrian mobil. Kejadian itu tidak menghalangi perjalanan kami, mobil yang kami tumpangi menyalip mobil yang berhenti dan Sopir mobil kami dengan nekat mengambil jalan dipinggiran yang masih berupa rerumputan dan lumpur, sehingga menyebabkan mobil kami sebikit miring namun berhasil melewati truk tersebut. Hasilnya, jejak yang dibuat sopir kami diikuti oleh pengendara lain yang terlihat buru-buru untuk sampai ke tempat tujuan. 
Berselang beberapa lama beberapa proyek dari dinas pekerjaan umum menandakan kita akan melihat sebuah kampong. kampong-demi kampong telah kami lewati dimana bangunan yang berdiri kokoh ditiap-tiap kampong masih merupakan bangunan-bangunan yang sederhana. Banyak bangunan yang masih menggunakan bahan-bahan dari yang tersedia di alam, setiap kampong diliputi kesunyian yang menyebabkan kampong terlihat nyaman dan damai, beberapa warga terlihat melambaikan tangan pada saat kami melewati kampongnya, setelah melewati 3 kampung kami tiba di perbatasan kabupaten sorong dengan sorong selatan. Perbatasan hanya dibatasi penghalang jalan yang bisa dinaik turunkan apabila ada akses mobil yang mau masuk atau keluar, setelah melewati perbatasan itu masih ada beberapa kampong yang harus dilewati untuk sampai di tujuan. Setelah sampai dikampung klamit, tepat sampai di persimpangan jalan dekat sekolah kami, mobil yang kami tumpangi mengalami kebocoran oli mesin, entah apa sebabnya,tapi kami merasa bersyukur bukan karena mobilnya rusak, tapi karena kami telah sampai ditempat tujuan kami. Sehingga sampai hari berikutnya kami beristirahat bersama-sama dengan rombongan yang seharusnya masih ada perjalanan menuju kampong lain.  (amr)
Dokumentasi Perjalanan

Amar Muhammad



Nur Sita Hamzati












5 komentar:

yusro mengatakan...

Program PKM-M bagus mas..

Rumah Pohon Sekolah Papua mengatakan...

terimakasih, diikuti saja perkembangan blog ini, masih banyak kegiatan yg sdh dilakukan namun belum dibuat ceritanya

Chumairah mengatakan...

sangat inspiratif

Anonim mengatakan...

wew, sampai ke papua ya..
adakah part kedua ? hehe
sukses :D

sita mengatakan...

dmada, kemungkinan Juni dan tahun depan...
ada yang mau ikut mengabdi disana untuk pendidikan..??